O
follow untuk mengetahui renungan terbaru melalui twitter

Pengalaman Guru yang Baik

Ayat Bacaan: Amsal 22:3
===================

"Kalau orang bijak melihat malapetaka, bersembunyilah ia, tetapi orang yang tak berpengalaman berjalan terus, lalu kena celaka"
Saya ingat, pada suatu ketika, sekitar tahun yang lalu, ada sebuah lubang menganga ditengah sebuah jalan menuju kampus. Karena saya tiap hari berkali2 melewati jalan tersebut, saya sudah sangat hafal letaknya, dan tanpa berpikirpun saya otomatis menghindari lubang itu ketika saya melintasinya dgn kendaraan saya. Dilain pihak, lubang itu terkenal sbg "lubang maut", yang sering makan korban. Sudah tak terhitung motor yang terjebak di lubang itu dan mencederai pengendaranya. Aneh memang, meski korban sudah banyak, lubang itu sempat dibiarkan begitu saja tanpa peringatan sampai beberapa bulan lamanya. Saya beruntung karena tidak pernah terjebak disana? siapa bilang? saya tahu lubang itu, karena kendaraan saya pernah terperosok dan mengakibatkan kerusakan yang tidak sedikit.

Teman, terkadang kita seringkali menyesali berbagai pengalaman pahit di masa lalu secara berlebihan. Ada sebagian orang yang sulit bangkit akibat trauma akan pengalaman pahitnya. Salah seorang tante saya hingga masa tuanya memilih untuk hidup sendiri, akibat getirnya pengalamannya di masa lalu dengan kekasihnya. Dan itu telah terjadi selama lebih dari 40 tahun! Sebuah atau serangkaian pengalaman pahit, bisa bermata dua. Orang yang pandai mengolahnya dan memakainya sbg pelajaran berharga, akan mendapatkan sebuah pengalaman yang mahal nilainya. Mereka akan memakai hal tersebut sbg cambuk untuk lebih sukses, dan tidak lagi terperosok ke kesalahan yang sama. Sebaliknya, orang yang terlalu terbelenggu dengan pengalaman pahit tersebut, mereka tidak akan mendapat hikmat, dan malah mendapat beban berat bahkan trauma untuk bangkit. Atau lebih ironis lagi, mereka malah terpenjara dalam kegagalan tersebut untuk waktu lama. Ini menunjukkan bahwa sebuah pengalaman tidak serta merta membuat orang menjadi bijak, tapi tergantung bagaimana kita menghadapi dan menyikapi sebuah kesalahan, kekeliruan ataupun kegagalan di masa lalu.

Salomo, tokoh kebijaksanaan, mengingatkan kita untuk pintar menilai situasi, tidak gegabah, dan selalu belajar dari kesalahan masa lalu. Jadikan pengalaman2 kita itu sebagai guru yang baik, jangan pernah takut akan kegagalan, tapi belajarlah dari hal tersebut untuk bangkit dengan gemilang. Dan tetaplah minta penyertaan Tuhan dalam segala sesuatu yang anda lakukan. Anda akan tegar dalam setiap perkara pahit, dan akan bersyukur dalam setiap keberhasilan anda.

Pakailah pengalaman, baik yang pahit ataupun manis, untuk melangkah lebih baik lagi. Bijak adalah hasilnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...